Kamis, 07 Januari 2010

TK Sang Timur, Optimis Juara LSS Nasional


Kendati hanya diwakili satu taman kanak-kanak, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) optimis sekolah di Jaktim dapat menjadi juara dalam lomba sekolah sehat (LSS) tingkat nasional 2009. Rasa percaya diri tersebut cukup beralasan karena seluruh siswa TK Sang Timur, Ujungmenteng, Cakung telah dididik bagaimana memilah sampah dan menanam pohon. Tahun sebelumnya, Jaktim diwakili empat sekolah dan salah satunya menjadi juara.

Wajar saja jika TK Sang Timur mewakili Jaktim dalam LSS tingkat nasional. Karena seluruh siswa diwajibkan menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) selama di lingkungan sekolah. Bahkan 151 murid TK, sudah dianjurkan meminimalisir pemakaian tisu dan plastik. Tidak hanya itu, seluruh murid juga diajarkan bagaimana memilah dan mengolah sampah menjadi bahan yang berguna.

Saat menerima tim penilai LSS tingkat nasional di TK Sang Timur, Walikota Jaktim, Murdhani, menyayangkan, tahun ini Jaktim hanya diwakili satu sekolah. Padahal tahun sebelumnya ada empat sekolah dan salah satunya menjadi juara nasional. Dalam LSS 2008, Jaktim diwakili TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun, SDN 18 Pagi Pekayon, Madrasah Tsanawiyah 24 Penggilingan, dan SMAN 48 Pinangranti. Sementara, TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun, berhasil merebut juara pertama tingkat nasional pada 2008 lalu.

”Tahun ini persaingannya sangat ketat, terutama sekolah-sekolah yang berasal dari luar DKI Jakarta. Namun kami tetap optimis, TK Katholik Sang Timur ini dapat mengukir prestasi demi membawa citra wilayah Jaktim,” ujarnya, Selasa (14/7). Menurutnya, kegiatan LSS tingkat nasional ini akan mampu membudayakan pola hidup sehat serta meningkatkan kesehatan para siswa sekolah. Sehingga tercipta sumber daya manusia yang unggul di masa mendatang.

Menjadi wakil Jaktim dalam LSS nasional ternyata tidak membebani TK Sang Timur dalam proses belajar mengajar. Kepala Sekolah TK Sang Timur, Margaretha menjelaskan, karena perilaku hidup bersih dan sehat merupakan hal yang wajib diterapkan di lingkungan sekolah. Untuk menumbuhkan budaya hidup sehat di kalangan para murid-muridnya, Margaretha mengatakan, sekolah telah mengajarkan untuk lebih peduli dan belajar memilah sampah. ”Selain itu kami juga melakukan pembuatan kompos dan lubang biopori di lingkungan sekolah. Para siswa juga diajarkan untuk meminimalisir pemakaian tisu dan plastik, serta menanam pohon,” tambahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar